Jumat, 20 Maret 2020

Peduli Lingkungan Demi Kehidupan Yang Sehat

Tepuk tangan meriah terdengar seiring suara mc menyebut nama mederator, sedetik kemudian laki - laki berkemeja putih dan berambut ikal naik keatas panggung dihadapan kami dan duduk dikursi yang telah disediakan sambil memegang mic, moderator mulai bercuap-cuap tentang kegiatan ini sambil menyebut Sispala Smantilas Ambon membuat langkah yang sangat nyata dalam edukasi lingkungan, selaku siswa pecinta alam yang baru terlahir kembali kegiatan ini merupakan pemberi kabar kepada dunia kepecinta alam akan eksistensi Sispala Smantilas.

Aku tersadar diri setalah namaku dipanggil untuk kedepan selaku salah seorang pembicara, sambil tersenyum akupun berdiri dan sedikit memberikan kode mohon ijin kepada guru pembina Sispala Smantilas yang duduk disamping, setelah saya duduk didepan, sang moderator menyebut nama seorang perempuan untuk kedepan selaku pembicara berikutnya, perempuan tersebut pun melangkah kedepan dan duduk disamping saya, lengkaplah sudah orang - orang yang didulat untuk menjadi pembicara dan moderator pada acara ini, sepatah kata kemudian lelaki yang duduk disebelahku menyodorkan micnya padaku untuk menyampaikan pemikiran saya tentang lingkungan, kataku memang bicara lingkungan kompleks sekali banyak kaitannya tetapi berhubung yang duduk disebelahku ini “sambil tersenyum” orang dari BKSDA Provinsi Maluku maka saya ingin menyampaikan data yang saya dapatkan dari beberapa sumber:, 

Kementerian Kehutanan RI pada tahun 2010 mengenai luas hutan Indonesia. Berdasarkan data tersebut, dari total luas hutan di Indonesia yang mencapai 180 juta hektar, sebanyak 21 persen gundul. Dengan kata lain, sekitar 26 juta hektar hutan di Indonesia telah musnah* dan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) pada 2007 bahkan merilis dalam State of the World’s Forests, bahwa sebesar 1,8 juta hektar/tahun di Indonesia hilang akibat penebangan selama 2000-2005. Kondisi tersebut bisa jadi telah mencapai angka 2 juta hektar/tahun pada 5 tahun terakhir ini* setelah itu akupun bilang kenapa data yang saya sampaikan data yang lama dan tidak update, karena aku ingin mengajak kalian semuanya yang  hadir pada acara ini untuk sedikit berimajinasi bahwa tahum 2007 dan 2010 sudah separah itu kerusakan lingkungan terutama hutan yang selama ini menjadi paru - puru dunia, saya tidak bisa membayangkan kondisi hutan kita 10 tahun belakangan ini, karena hampir dipastikan bahwa hutan yang merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui ini kecepatan diperbaharuinya itu tak akan secepat tingkat kerusakannya.

Aku pun melanjutkan dengan mengatakan bahwa kerusakan lingkungan itu memiliki dampak yang langsung dapat dirasakan oleh manusia seperti menumpuknya sampah disekitar kita langsung kita dapat rasakan berupa timbulnya penyakit, ada juga kerusakan lingkungan yang dampaknya tidak langsung terhadap manusia seperti hutan yang ditebang tanpa memperdulikan ekosistem sekitarnya pada saat kemampuan hutan turun maka banjir yang akan terjadi pada saat musim hujan, banjir ini berdampak pada penduduk, mereka mengungsi dan di tempat pengungsian ini lahirlah berbagai macam penyakit  sambil beseloroh bagus juga Dinas Kesehatan diundang pada acara dialog publik seperti adik - adik Sispala Smantilas ini selenggarakan, kemudian saya sampaikan cukup dari saya dulu sesion ini, ini baru pengantar sambil menyerahkan mic pada moderator sambil berucap saya masih ada satu sesion lagi ya!.

Mederator langsung mempersilahkan ibu Ayu untuk menyampaikan pemikirannya, sambil membetulkan pointernya ibu ayu mulai berbicara berbagai tentang kegiatan konservasi yang mereka telah lakukan khususnya di Provinsi Maluku dikarenakan BKSDA ini masih menangani dua Provinsi yaitu Maluku dan Maluku Utara setelah itu ibu Ayu mengerak - gerakan pointernya sambil mununjuk ke arah layar dimana telah tersaji berbagai bentuk kerusakan lingkungan dan berbagai jenis benda yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan tersebut, di layar yang sedang menayangkan gambar - gambar dari proyektor yang tersambung ke laptop ibu Ayu itu wajah - wajah peserta yang hadir pada acara dialog ini tertuju, setelah semua telah disajikan dan disampikan ibu Ayu pun berkata cukup, lebih enak itu kita saling berdiskusi dan memberikan saran agar saya bisa mendapatkan masukan dari adik - adik Mapala maupun Sispala. aku pun menyela beliau sambil berucap yang hadir juga ada dari OKP bu!

Tepuk tangan hadirin selesai, laki - laki yang duduk disamping saya ini melanjutkan dengan kata - kata yang memuji bahwa peran BKSDA di Maluku sangatlah penting dan selanjutnya memberikan kesempatan kedua kepada saya untuk menyampaikan pemikiran tentang materi pokok dialog publik ini, aku pun menerima mic yang diserahkan oleh moderator acara ini sambil berkata bahwa dalam teori di ilmu ekonomi itu yang namanya lingkaran setan kemiskinan dimana penyebab kemiskinan itu adalah tidak mempunyai pendapatan dan kenapa dia tidak mempunyai pendapatan dikarenakan dia tidak memiliki pekerjaan penyebab tidak bekerja dikarenakan tidak berkualitas atau berpendidikan penyebab tidak berpendidikan dikarenakan dia miskin dan seterusnya berputar sehingga dibilang lingkaran setan, begitupun dengan kerusakan lingkungan memiliki lingkaran setan yang tak dapat diselesaikan dengan mengatasi satu masalah sementara masalah lainnya tidak teratasi, kerusakan lingkungan diakibatkan pemahaman kita terhadap peran lingkungan itu sangatlah minim sementara tingkat pemahaman ini berkaitan dengan tingkat pendidikan pada umumnya terutama pendidikan lingkungan dan tingkat pendidikan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dari seseorang, biasanya orang yang memiliki pendapatan yang lebih akan memiliki pendidikan yang baik, dan pendapatan seseorang ini dipengaruhi oleh tersedianyan sumber daya alam ( lingkungan ) sebagai salah satu faktor produksi dan ketersedian sumber daya alam ini dipengaruhi oleh tingkat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tangan manusia tersebut.

Setelah selesai menyampaikan pendapat saya sang moderator pun menyampaikan bahwa waktu sudah menunjukan pukul 16.40 jadi berhubung batas pemakaian tempat ini cuma sampai pukul 18.00 maka sekarang kita buka sesi tanya jawab sambil memandang kami berdua, saya pikir itu isarat agar kami menyiapkan jawaban dan dicatat pertanyaan dari hadirin, setelahnya moderator menyampaikan akan memberikan 3 orang penanya pada kesempatan pertama dan agar jangan bertele - tele fokus pada substansi pertanyaan.

Minggu, 02 Februari 2020

Aksi Bersih Kota

       07.51 WIT jam besar  di balai kota Ambon terlihat, instruktur senam  telah mengucapkan     kata kata perpisahan kepada khalayak ramai yang mengikuti senam bersama di lapangan merdeka, mereka setiap hari minggu pagi datang ke sini untuk berolahraga, lapangan merdeka buat warga kota ambon menjadi tempat favorit untuk melakukan aktivitas gerak badan di hari libur, semacam alun – alun kota di kota lain. Ratusan orang melakukan aktivitas olah gerak, ada yang berlari disebelah timurnya, ada yang bermain bola basket dan bulutangkis di sebelah baratnya, ada yang duduk nongkrong dan dihadapan tempat yang kita duduki terdapat penyewaan mainan anak – anak. Begitu ramainya sehingga nampak bergairahnya masyarakat kota Ambon dalam menyambut pagi yang cerah di hari minggu.

awal aksi *foto: turun tangan ambon

            Tiba terdengar teriakan dari sebelah, ayo mana plastik trashbacknya, sekarang waktunya! Mau sedikit orang aksi tetap berlanjut, perlahan – lahan beberapa orang yang memegang kantong plastik berjalan ketengah lapangan merdeka sambil memungut sampah yang didominasi sampah plastik, tiba – tiba dari arah depan datang beberapa orang sambil berkata “katong bisa bantu kah? Dan beberapa orang tadi pun mulai bergabung untuk memungut sampah, semakin ketengah lapangan merdeka semakin banyak yang mereka pungut sampahnya, dari beberapa orang yang ikut bergabung tadi ikut membawa teman – temannya yang lain, sehingga semakin banyak orang yang memungut sampah dan semakin luas areal yang dibersihkan, setengah jam kemudian areal utama lapangan merdeka telah selesai dibersihkan. Perlahan – lahan semuanya tanpa komando bergerak ke arah timur dimana patung Pattimura berdiri dengan kokohnya, diareal ini diperuntukan sebagai tempat beberapa lapangan olahraga diantaranya: bola basket, bulutangkis dan bolavoly. Disini mereka melanjutkan aksi bersih dengan memungut sampah dan dimasukan kedalam kantung plastik besar, mungkin mereka berjumlah dua puluh orang atau lebih yang mengintari areal patung Pattimura, setelah selesai sambil memegang dua kantung plastik besar, satu karton dan dua kantung plastik sedang yang penuh dengan sampah mereka berjalan kembali ke areal utama lapangan merdeka.

sudut yang dibersihkan foto; turun tangan ambon

            Kurang lebih satu jam setengah aksi yang dilakukan, sampah – sampah yang dikumpulkan tadi di bawa dan di pajang di sudut timur lapangan merdeka, dari raut wajah mereka terbesit senyum puas dengan apa yang telah mereka kerjakan hari ini, sungguh luar biasa, teringat akan hari awal dimana ide ini disampaikan pada saat pertemuan di bawah bundaran pohon beringin depan fakultas ekonomi unpatti yang cuma dihadiri oleh enam orang saja, waktu itu telah diputuskan harinya pada tanggal dua puluh enam Januari dua ribu dua puluh dengan modal apa adanya dan lokasinya di jalan AY. Patty dan titik kumpulnya di lapangan merdeka. Dan bisa dirasakan walaupun hasil dari rapat tersebut lokasi kegiatannya berpindah tempat ke lapangan merdeka namun semua tidak mengurangi niat awal agar program bersih kota dapat terlaksana.

foto; turun tangan ambon

            Semua ini demi kasi bersih kota yang digagas oleh Turun Tangan Ambon sebagai sebuah gerakan yang digagas oleh anak – anak muda yang peduli dengan memberikan solusi maupun jawaban atas berbagai permasalahan yang terjadi di kota Ambon. Tiba – tiba tanganku dipegang oleh seseorang sambil berkata, lia orang yang ambil video deng hape dari tadi ka seng.
*Mudah – mudahan seseorang tersebut dapat menyebarkan kabaikan hari ini pada orang lain dengan menyebarluaskan video yang dibuat tentang aksi bersih kota ini.
* terima kasih Aksi Cepat Tanggap ( ACT ) Ambon yang telah ikut berpartisipasi 

Jumat, 19 Juli 2019

SUMBER DAYA ALAM DAN KEKUASAAN

                 Pada saat mendekati Pemilu 2019 bulan April kemarin dunia maya kita dihebohkan dengan kemunculan film Sexy Killers yang di rilis 13 April 2019 di Channel Youtube Watchdoc Image  dan telah ditonton 23 juta kali ( 13 juni 2019 ) dalam film tersebut diuraikan berbagai macam intrik bisnis yang melibatkan orang – orang yang mungkin terlibat dalam pemilu 2019 tersebut, bagaimana perputaran bisnis yang dikelola itu bisa saja membiayai proses politik mereka yang coba disampaikan dalam film tersebut.

            Kemudian bagaimana Eropa pada abad pertengahan waktu mengalami kekalahan dari Utsmaniah Turki sehingga membuat mereka melakukan berbagai cara untuk mendapatkan akses untuk memperoleh sumber rempah – rempah yang berasal dari timur, maka lahirlah jaman penjelajahan dan penemuan belahan bumi lainnya disertai dengan penjajahan. “Jatuhnya Kekaisaran Romawi Timur ke tangan Turki yang dipimpin oleh Mehmed II Sang Penakluk pada tanggal 29 Mei 1453 (Kalender Julian), merupakan peristiwa penting yang merupakan salah satu penanda berakhirnya Abad Pertengahan. Pergantian kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur kepada Kesultanan Utsmaniyah ini menyebabkan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia Barat di Laut Tengah terputus. Persediaan rempah-rempah untuk dunia Kristen yang dulunya bisa didapatkan di Konstantinopel tidak tersedia lagi karena konflik antar agama Kristen dan Islam. Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal tersebut membawa bangsa Eropa ke India dan kepulauan Nusantara” (Wikipedia).

            Atau masih ingatkah kita ketika Amerika Serikat pada tahun 2003 menyerang Irak dengan dalih utama memiliki senjata pemusnah masal sehingga perlu dilucuti dan digulingkannya presiden Saddam Hussein, yang dikemudian hari terkuak bahwa invasi yang dilakukan bermodus penguasaan sumber daya minyak yang dimiliki oleh Irak, akibat perang tersebut Irak masih terjerumus pada masalah sektarian dan perang saudara dimana kelompok – kelompok yang ikut membantu pasukan Amerika Serikat pada perang tersebut membentuk aliansi memisahkan diri dari Irak sampai dengan saat ini. Sementara Amerika Serikat sendiri menikmati hak pengelolaan sumber daya minyak melalui perusahaan – perusahaan besar Amerika Serikat.

            Pada dasarnya sebagai salah satu faktor produksi sumber daya alam memiliki peranan penting dalam proses produksi, sebagai faktor produksi yang paling utama dimana ketiga faktor produksi yang lain tak dapat perjalan apabila faktor produksi sumber daya alam ini tidak ada, dalam kedudukan paling utama inilah faktor produksi sumber daya alam menjadi incaran semua orang dimuka bumi ini baik itu dalam skala kecil maupun dalam skala yang besar, sebagai incaran segala macam cara dilakukan untuk mendapatkannya, lazimnya sumber daya alam dimiliki dengan cara kepemilikan baik itu perorangan maupun badan hukum, tergantung dari kemampuan salah faktor produksi lainnya yaitu modal.
            
            Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan keinginan untuk mendapatkan sumber daya alam ini semakin meningkat dimana perlombaan kepimilikannya dilakukan oleh para pemegang modal perorangan maupun korporasi besar terutama untuk  sumber daya alam yang paling menentukan dalam kehidupan seperti minyak bumi, uranium, emas, logam, dan sumber daya alam hayati lainnya.

            Semakin berlombanya dalam kepemilikan sumber daya alam oleh para pemegang modal maka semakin membuat cara berpikir untuk mendapatkannya dilakukan dengan cara – cara yang tak lazim, dimana mereka memakai kekuasaan ( politik ) untuk mendapatkan sumber daya alam tersebut, hal ini dikarenakan kekuasaan/politik adalah penentu kebijakan dan strategis lainnya dalam sebuah wilayah negara, provinsi maupun kabupaten dan kota.
Sehingga semakin banyak para pemilik modal berlomba – lomba untuk terjun dalam proses politik baik itu sebagai calon kepala daerah, mentri, anggota DPR RI maupun calon presiden atau minimal berada pada lingkaran kekuasaan.

Selasa, 21 Mei 2019

Sosial Media Dan Sumber Daya Alam

       Teknologi informasi yang bergerak begitu cepat menjadikan gaya hidup baru dan trend dimasyarakat modern dimana hampir separuh dari penduduk Indonesia menggunakan internet, data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017 saja tercatat sebesar 54,68 % atau 143,26 juta jiwa dari total penduduk Indonesia 262 juta jiwa,  hal menjadi suatu penanda bahwa penentrasi internet telah sampai pada tingkatan masyarakat yang paling bawah atau masyarakat kelas menengah ke bawah. 
            Seiring dengan penetrasi internet yang pesat perkembangan penggunaan sosial media juga mengalami peak performance berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh We Are Social yang bekerjasama dengan Hootsuite, menyebutkan bahwa ada 130 juta orang Indonesia yang terbilang aktif di media sosial (medsos) Platformmedsos yang paling digandrungi oleh orang Indonesia, di antaranya YouTube 43%, Facebook 41%, WhatsApp 40%, Instagram 38%, Line 33%, BBM 28%, Twitter 27%, Google+ 25%, FB Messenger 24%, LinkedIn 16%, Skype 15%, dan WeChat 14% ( https://inet.detik.com/cyberlife/d-3912429/130-juta-orang-indonesia-tercatat-aktif-di-medsos)sehingga menimbulkan prilaku baru dimasyarakat seiring dengan pemanfaatan media sosial yang cukup intens, diantaranya yang paling sering dilakukan oleh para pengguna media sosial adalah swafota ( selfie), dimanapun mereka berada selalu diabadikan dalam bentuk selfietersebut sehingga ada pameo yang populer “pada waktu dulu sebelum makan orang pasti berdoa dulu, sekarang yang terjadi adalah sebelum makan foto – foto selfie dulu”. 
            Seiring waktu selfiedilakukan bukan saja untuk hal – hal yang umum tapi juga semakin menyebar keberbagai hal termaksud di dalamnya adalah selfiedengan latar belakang                      ( background ) pemandangan alam ( landscape) dan semakin  menjadi trend sehingga berbagai cara dan upaya dilakukan  para penggiat media sosial untuk mendapatkan foto yang bagus. Sehingga menjadikan seluruh pelosok negeri dijelajahi oleh orang – orang yang ingin mendapatkan swafoto ( selfie) yang dianggap terbaik, disertai dengan prilaku manusia yang selalu merasa belum puas menjadikan perburuan akan tempat – tempat yang eksotik menjadi semakin menjadi – jadi.
            Hampir semua pengguna  media sosial menjadikan objek alam dan lingkungan sekitarnya sebagai backgrounddari foto – foto selfie yang mereka tampilkan di semua platform medsos, bukan tanpa alasan hal ini terjadi, tetapi secara pysikologis menampilkan foto – foto alam atau lingkungan yang belum atau jarang dikunjungi oleh orang menandakan bahwa orang tersebut dalam golongan orang – orang yang ter, baik itu dari segi keuangan, fisik, hobi dan lain sebagainya.
            Kondisi ini membuat daerah – daerah yang memiliki tempat – tempat yang indah menjadi primadona untuk dikunjungi, sehingga berdampak pada kondisi alam serta kondisi masyarakat sekitarnya yang pada awalnya tidak memperhatikan alam lingkungannya mulai untuk melihat dan memperhatikan alam lingkungannya,  dan mulai berbenah untuk menarik sebanyak mungkin orang agar dapat berkunjung kewilayahnya (efek baik dari medsos terhadap lingkungan). 
            Bagaimana kita mengenal dengan tempat – tempat  yang jarang dilihat dan dikunjungi oleh orang  di Indonesia yang sering di pamer di media sosial, atau bagaimana Ora Beach di Pulau Seram menjadi impian hampir semua orang bila berkunjung ke Maluku, atau gunung Binaiya di Pulau Seram yang merupakan the seven summit Indonesiamenjadi idaman setiap pendaki di Indonesia untuk di taklukan atau Pantai Liang yang pernah dinobatkan oleh salah satu lembaga di bawah PBB menjadi Pantai terindah didunia pada tahun 90-an, semua ini akibat dari pengaruh media sosial yang sering menampilkan foto – foto keindahan tempat tersebut. Atau ada tempat yang tadinya biasa – biasa saja disulap menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi dan berswafoto ( selfie) seperti rumah pohon di Desa Waii Kabupaten Maluku Tengah yang tempatnya disulap menjadi tempat berswafoto yang bagus di Ambon.
            Dalam konteks ini dapat dikatakan bahwa media sosial bisa menggerakan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sumber daya alamnya, dimana setiap tindakan pengelolaan tersebut bermotifkan keuntungan semata namun terselip pemanfaatan yang bersifat berkelanjutan, pemanfaatan ini di lakukan dengan secara hati – hati yang dimana apabila dipaksakan untuk mendapatkan keuntungan yang besar bisa berdampak terhadap lingkungan tersebut, dengan sendiri masyarakat menyadari bahwa sumber daya alam yang mereka miliki dan telah dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan tersebut perlu dijaga dan dilestarikan sehingga keuntungan yang didapatkan berkelanjutan.

Minggu, 15 April 2018

AIR TERJUN KU KINI DAN AKAN DATANG

         Sebagai Provinsi yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup banyak menempatkan Provinsi Maluku sebagai etalase alam yang memikat bagi semua orang yang memandangnya walaupun itu pandangan yang dilakukan dengan mata tertutup sebelah, kompleksitas dari kekayaan alam ini meliputi berbagai macam bentuk diantaranya laut, hutan, pesisir,  sungai tanah dan kekayaan alam lainnya. Dalam ilmu ekonomi sumber daya alam dikatakan sebagai faktor produksi, sehingga bila mana terdapat sumber daya alam disuatu daerah, wilayah atau negara maka dapat dikatakan sebagai daerah, wilayah atau negara tersebut memiliki modal dasar dalam proses pembangunannya.
            Sebagai provinsi yang berkarakteristik kepulauan dengan luas wilayah 712.480 Km2. Luas daratan 7,6 % & luas lautan 92,4%. Total panjang garis pantai 10.662 Km, dan memiliki 1.340 pulau (https://web.kominfo.go.id/.../7.%20Paparan%20Narasumber%20Rakornas%202014-Kad...) Menandakan bahwa Provinsi Maluku ini memiliki modal dasar dalam proses pembangunannya yaitu sumber daya kelautan dan pesisirnya, sejatinya seperti uraian diatas dimana motor utama adalah kelautan dan pesisir, namun disamping memiliki lautan dan pesisir yang sangat luas dan besar ternyata Provinsi Maluku juga memiliki sumber daya air yang cukup banyak terutama potensi air terjunnya, bila melihat kondisi Provinsi Maluku yang memiliki karakteristik kepulauan kecil dan besar sungguh sebuah keunggulan yang tiada tanding dimana untuk Pulau Ambon saja tercatat penulis pernah mengunjungi 7 lokasi air terjun yang memiliki tinggi bervariatif antara 5 meter sampai 30 meter dan masih terdapat beberapa lokasi air terjun yang belum penulis kunjungi. ( salah satu air terjun yang penulis kunjungi, banyak pengunjung tapi minim pengelolaan, Air terjun Telaga Pange )

            Sadar akan hal ini harusnya menjadikan potensi Air Terjun ini dijadikan sebagai modal dalam proses pembangunan bukan saja sebagai subyek dari pembangunan tersebut, hal ini dapat dilihat dari beberapa air terjun tersebut belum ada yang dikelola secara baik untuk keperluan mensejahterahkan masyarakat disekitarnya kecuali air terjun yang berlokasi di Arbes Desa Batu Merah dimana airnya digunakan sebagai sumber air PDAM Kota Ambon yang melayani hampir sebagian masyarakat Kota Ambon, tetapi air terjun lainnya masih sebatas pemanfaatan secara tradisional sebagai sumber air saja, bila melihat kondisi dan pemanfaatan air terjun tersebut sangat disayangkan dimana pemanfaatannya yang belum optimal tersebut dapat ditingkatkan lagi.
            Pemanfaatan air terjun dikalangan masyarakat yang berdiam diri diareal air terjun tersebut masih sebatas pada pemanfaatan kehidupan sehari – hari yaitu berupa pemakaian untuk kebutuhan air, mandi, cuci, dan untuk keperluan pertanian semata. Kenyataannya dibeberapa daerah di tanah air ini air terjun dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan juga dipakai sebagai sumber mata pencarian yang dapat mendongkrat taraf hidup meraka. Mungkin hal ini disebabkan dari pengetahuan mereka terhadap pemanfaatan air terjun tersebut juga masih minim atau juga masih adanya kendala tradisi dimana terdapat kepemilikan bersama terhadap lokasi air terjun tersebut  ( tanah adat ), Atau dikarenakan persoalan infrastruktur dilokasi air terjun tersebut sehingga proses pemanfaatan menuju lebih baik lagi masih terkendala.
            Dalam kondisi keterbatasan pemanfaatan yang optimal ini dapat kita melihat contoh pada lokasi air terjun Desa Ureng dimana pengelolaan dan pemanfaatannya dilakukan oleh masyarakat secara baik dimana mulai terdapat tata kelola dari semenjak kita memasuki pintu gerbang menuju air terjun tersebut sampai dengan dilokasi air terjun tersebut, juga telah disediakan beberapa fasilitas pelengkap seperti tempat jualan, tempat berganti pakaian maupun juga telah ditata jalan masuk dari pintu gerbang sampai kelokasi air terjun tersebut dengan batu yang disusun secara rapi, sehingga orang dengan mudah melaluinya. Penarikan retribusi tanda masuk juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengelolaan maupun taraf hidup dari masyarakat yang terlibat dalam memanfaatkan air terjun tersebut.
Pada air terjun Desa Ureng ini dapat dijadikan contoh pengelolaan dan pemanfaatan air terjun di Pulau Ambon dan Provinsi Maluku dimana keterlibatan pemerintah sangat sedikit semuanya diambil alih oleh masyarakat itu sendiri.
Kesadaran masyarakatlah yang menjadikan tata kelola Air Terjun Desa Ureng dapat dikatakan baik walaupun belum sempurna dimana masyarakat mengetahui manfaat lainnya yang dapat diperoleh dengan keberadaan air terjun tersebut yang dapat dijadikan sebagai lokasi wisata dengan kondisi yang tidak terlalu jauh dari jalan raya kurang lebih 30 menit perjalanan, sehingga membuat masyarakat memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya alam tersebut.
            Kendala – kendala yang dihadapi seperti uraian diatas dapat diatasai sedikit demi sedikit masalah kepemilikan lahan dapat diatasi dengan pembagian peran dalam pemanfaatan tersebut untuk infrastruktur sekarang dapat memakai dana desa dalam pembuatan jalan setapak menuju lokasi air terjun walaupun tidak semua jalan. Sehingga keberadaan Air Terjun tersebut dapat memberikan manfaat yang baik kepada masyarakat.
            Kiranya dengan banyaknya sumber daya air terjun di pulau Ambon bisa menarik minat pemerintah untuk turut serta dalam pemanfaatannya sehingga kedepannya sumber air terjun ini dapat menyumbang pendapatan dan juga dapat bermanfaat bagi anak cucu kita selaku pewaris utama dari alam dan bumi yang kita tempati kelak.
            


Rabu, 18 Oktober 2017

INDIKATOR dan KESEJAHTERAAN

Tujuan pembangunan pada suatu negera adalah untuk mensejahterakan masyarakatnya sehingga dialetika dalam suatu pemerintahan selalu dikaitkan dengan kata – kata mensejahterakan rakyatnya. Dari tujuan itulah  diberlakukannya parameter – parameter untuk dapat mengukur kesejahteraan masyarakatnya. Parameter tersebut disusun sedemikan rupa sehingga kita dengan mudah dapat mengartikan kondisi yang di alami oleh masyarakat yang diukur dengan parameter tersebut. Dan dari situlah hadir berbagai lembaga yang mengurus parameter tersebut ataupun sebaliknya, pada dasarnya berbagai parameter tersebut adalah kondisi riil dimasyarakat ataupun sesuatu yang dialami oleh masyarakat itu sendiri,  sehingga kita sering menganggap biasa – biasa saja dan kadang kala kita mengatakan bahwa itu tidak benar, betul ataupun mereka salah menilai atau juga sering kita katakan masyarakat mana yang mereka lihat itu.

Sebagai contoh Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan (https://www.bps.go.id/subjek/view/id/23).

Kenyataannya komponen ukur yang dipakai tersebut sering juga tidak menggambarkan kondisi rill dimasyarakat hal ini sering terjadi dikarenakan seringnya nya yang disurvey bukan responden yang sebenarnya atau juga jawaban yang diberikan sering asal jawab saja, ini juga akibat dari kesadaran kita memaknai survei dan parameter – parameter tersebut untuk kepentingan apa buat kita, namun akibat dari jawaban tersebut berdampak luas atas kebijakan yang diambil oleh pemangku kepentingan.
Belum biaya yang besar yang dikeluarkan untuk mengumpulkan jawaban – jawaban dari masyarakat dan waktu yang dipakai juga menjadi permasalahan, dalam membentangkan komponen alat ukur dimasyarakat dimana sering kali keseluruhan masyarakat yang digunakan untuk menjadi responden.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan prilaku manusia sering kali kita mendapatkan berbagai hal baru dalam pendekatan – pendekatan pembangunan maupun konsep pembangunan tersebut, hal ini terjadi juga pada alat – alat ukur kesejahteraan masyarakat, kadang hal – hal yang dianggap sepele namun dapat menggambarkan kondisi rill ataupun hal yang memang jarang digunakan tapi dapat menjawab apa yang kita inginkan, sebagai contoh beberapa bulan yang lalu di negeri Paman Sam (USA) dengan menggunakan parameter apa yang dimakanan dapat dilihat berbagai kecendrungan diantaranya tingkat pendapatan, kebiasan makanan, tingkat pendidikan dan yang terpenting adalah tingkat pendapatan.

Tabel. Hasil Survei Dengan Parameter Apa Yang Dimakan.
Dari hasil survei tersebut dapat kita simpulkan bahwa orang dengan sekolah yang tinggi dengan pendapatan yang besar sering makan Sushi seiring dengan itu orang dengan sekolah yang rendah dan pendapatan yang kecil jarang sekali atau kadang tidak pernah makan Sushi.

Kalau dilihat dari parameter yang dipakai kadang kita tidak bisa membayangkan dengan cara kita mengkonsumsi sesuatu dapat diketahui pendapatan kita. Atau pun dari cara kita mengkonsumsi tingkat pendidikan juga berpengaruh, sehingga kedepannya pola – pola baru dalam mengukur kesejahteraan masyarakat pula dapat diperhatikan sampai pada alat – alat ukur yang mungkin dianggap sepele.

Rabu, 15 Februari 2017

Apa Daya Kondisi Sumber Daya Perikanan Maluku

Propinsi maluku yang dijuluki juga dengan provinsi seribu pulau memiliki lautan yang cukup luas, hampir ±80% luas wilayah provinsi ini adalah lautan, hal ini menggambarkan suatu potensi yang cukup banyak yang bisa diperbuat demi kemajuan provinsi ini kedepannya, sumber daya laut yang cukup luas tersebut secara langsung merupakan modal awal dalam pelaksanaan pembangunan dibidang ekonomi di provinsi ini. Sebagai salah satu faktor produksi,  sumber daya alam kelautan dan perikanan dapat mengambil peranan yang cukup signifikan dalam proses kebijakan pembangunan demi terciptanya masyarakat yang sejahtera. hasil pengkajian stok ikan yang dilakukan Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) menunjukan potensi sumberdaya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) yang berada di daerah Provinsi Maluku sangatlah banyak dimana untuk potensi  3 daerah pengelolaan adalah 1. 627.500 ton per tahun sedangkan tangkapan ikan yang diperbolehkan 1.301.800 ton per tahun.
Tabel.1 Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia ( WPP-NRI) yang berada di Provinsi Maluku
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI)
Potensi
Tangkapan Ikan Yang diperbolehkan
714 laut Banda dan sekitarnya
248.400 ton / tahun
198.700 ton / tahun
715 di laut Seram dan sekitarnya
587.000 ton / tahun
469.500 ton / tahun
718 di laut Arafura dan sekitarnya
792.100 ton / tahun
633.600 ton / tahun
Jumlah
1.627.500 ton / tahun
1.301.800 ton / tahun
Sumber : Republika Online
Maluku yang selalu kita banggakan dengan kekayaan alam ( sumber daya    perikanan ) nya dalam setiap kesempatan yang disampaikan oleh para pejabat didaerah ini baik dalam kegiatan yang berskala nasional maupun regional atau hanya dalam acara – acara yang bersifat seremonial yang dilalakukan di daerah ini. Kondisi ini memang menjadi suatu dilematis dimana kita selalu mengatakan mempunyai cukup banyak salah satu faktor produksi  yaitu sumber daya perikanan namun sampai dengan saat ini apa yang kita telah perbuat dengan salah satu faktor produksi  tersebut, mungkin dapat kita hitung berapa banyak kegiatan, pembangunan, perencanaan dan mungkin mimpi tentang kekeayaan alam kita yang satu ini. Namun sampai saat ini belum juga nampak realisasinya yang dapat mengangkat kepala kita dan sedikit berkata sombong “ ini katong pung kebanggaan daerah ”. atau menjadi brand image nya Maluku.
Penduduk negeri-negeri atau juga dusun –dusun yang berada ditepi pantailah yang boleh mengatakan hal diatas dengan kemampuan seadanya baik dari segi keterampilan maupun permodalan, dan  boleh jadi merupakan warisan – warisan dari leluhur mereka ilmu – ilmu tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya laut secara perlahan – lahan dan pasti dapat melakukan berbagai hal dari perencanaan, pemanfaatan, dan pengelolaannya sampai dengan mendapatkan keuntungan demi melanjutkan kehidupan mereka dan dengan cara – cara yang sederhana tanpa mengobral kata – kata  tetapi dengan perbuatan “ katong ada bikin skarang ini ”.
Atau mungkin kita perlu belajar banyak dari masyarakat kita yang mengelola sumber daya laut tadi, atau mungkin dibenak kita selalu mengatakan “dong tu seng tau apa-apa” atau kita kekurangan sumber daya manusia untuk mengelolanya,  tidak juga, sudah berapa banyak professor dibidang ini yang dimiliki oleh lembaga pendidikan negeri satu – satunya didaerah ini dan mempunyai Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang juga selalau dibangga – banggakan. Mungkin mereka sudah berbuat semampu mereka dengan berbagai ilmu yang mereka miliki telah menyumbangkan pemikiran dan konsep kepada pemerintah daerah di Provinsi Maluku ini. Atau konsep – konsep tadi hanya menjadi tumpukan – tumpukan kertas di kantor Gubernur, Dinas Perikanan dan Kelautan dan Bappeda.  Mungkin kita akan selalu mendengar kata – kata “ kita akan berkerjasama dengan universitas ini, itu, anu yang semuanya berasal dari luar Maluku, supaya kelihatan bagus.
Mungkin juga para pejabat di pemerintahan di daerah ini yang memang kurang memiliki jiwa semangat untuk berbuat yang terbaik demi masyarakatnya yang ± 40 % masih dikatakan keluarga miskin. Itu namanya pemimpin yang tidak amanah, mari kita lihat apa yang telah diperbuat oleh pemerintah daerah terhadap potensi yang terpendam yang selalu dibangga – banggakan ini telah sampai pada titik yang yang diharapakan,ternyata belum juga.
Namun sampai dengan saat ini sumber daya kelautan belum sebagai leading sector dalam proses pembangunan diprovinsi maluku, mayoritas masyarakat maluku masih berorientasi pada sector continental dalam kehidupannya sehari – harinya sehingga sektor  perikanan dapat dikatakan sebagai pemanis bibir.
Potensi perikanan dengan laut yang sangat luas dan memiliki kaanekaragaman hayati yang terkandung didalamnya telah diolah oleh pelaku – pelaku usaha dari daerah lain maupun dari luar negeri, keadaan ini sangat miris kita lihat dimana produk – produk perikanan kita tidak pernah diolah sebagai bahan jadi namun hanya  diperdagangkan sebagai bahan baku untuk diolah menjadi barang jadi didaerah lain atau negara lain.
Sumber daya alam perikanan ini merupakan sumber daya alam yang 70% tidak dapat terbaharukan  sehingga dari waktu ke waktu semakin menipis atau berkurang potensinya, walupun terdapat juga sumber daya alam perikanan yang dapat terbaharukan namun prosesnya membutuhkan waktu yang lama, berkurangnya potensi dari sumber daya alam perikanan di provinsi maluku ini juga merupakan permasalahan yang harus dipecahkan oleh baik itu pemerintah provinsi maluku maupun pemerintah pusat.
Kondisi ini memerlukan perhatiaan yang sangat serius oleh steakholder dibidang perikanan, sehingga sumber daya alam perikanan ini dapat memberikan nilai tambah yang cukup signifikan dalam proses pembangunan dimasa yang akan datang.
Dalam proses pengelolaan sumber daya  perikanan ini perlu diperhatikan berbagai factor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam pengelolaanya sehingga masih banyaknya hasil perikanan yang tidak diolah secara maksimal di provinsi ini tetapi di bawah kedaerah lain untuk di olah akibatnya semakin banyak sumber daya alam yang dikuras dari alam Maluku namun tidak dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat Maluku. Atau kita hanya terpaku dalam angka – angka statistik yang menerangkan jumlah hasil olahan sumber daya alam perikanan ini yang diekspor tiap tahunnya meningkat. Dalam pengelolaan sumber daya perikanan ini juga harus memperahatikan kelebihan kapasitas penakapan ikan, ketidakseimbangan antara kepentingan berbagai pihak dalam memanfaatkan sumberdaya, kerusakan habitat, kecenderungan kepunahan jenis ikan tertentu, degradasi sumberdaya perikanan, peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan yang tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat terutama pelaku usaha dibidang perikanan.

Belum lagi kondisi rill di Negara - Negara yang sedang giatnya membangun terjadi dimana untuk mengejar pertumbuhan maka dikuraslah sumber daya alam yang dimilki tanpa memperhatikan kondisi yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan salah satu faktor produksi sumber daya alam perikanan tersebut. Provinsi Maluku sebagai salah satu provinsi yang memiliki sumber daya alam perikanan yang banyak ini juga mengalami imbas dari prilaku mencari keuntungan yang sangat besar dari proses pemanfaatan dan pengelolaan perikanan.

Peduli Lingkungan Demi Kehidupan Yang Sehat

Tepuk tangan meriah terdengar seiring suara mc menyebut nama mederator, sedetik kemudian laki - laki berkemeja putih dan berambut ikal naik...