Rabu, 15 Februari 2017

Apa Daya Kondisi Sumber Daya Perikanan Maluku

Propinsi maluku yang dijuluki juga dengan provinsi seribu pulau memiliki lautan yang cukup luas, hampir ±80% luas wilayah provinsi ini adalah lautan, hal ini menggambarkan suatu potensi yang cukup banyak yang bisa diperbuat demi kemajuan provinsi ini kedepannya, sumber daya laut yang cukup luas tersebut secara langsung merupakan modal awal dalam pelaksanaan pembangunan dibidang ekonomi di provinsi ini. Sebagai salah satu faktor produksi,  sumber daya alam kelautan dan perikanan dapat mengambil peranan yang cukup signifikan dalam proses kebijakan pembangunan demi terciptanya masyarakat yang sejahtera. hasil pengkajian stok ikan yang dilakukan Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) menunjukan potensi sumberdaya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) yang berada di daerah Provinsi Maluku sangatlah banyak dimana untuk potensi  3 daerah pengelolaan adalah 1. 627.500 ton per tahun sedangkan tangkapan ikan yang diperbolehkan 1.301.800 ton per tahun.
Tabel.1 Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia ( WPP-NRI) yang berada di Provinsi Maluku
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI)
Potensi
Tangkapan Ikan Yang diperbolehkan
714 laut Banda dan sekitarnya
248.400 ton / tahun
198.700 ton / tahun
715 di laut Seram dan sekitarnya
587.000 ton / tahun
469.500 ton / tahun
718 di laut Arafura dan sekitarnya
792.100 ton / tahun
633.600 ton / tahun
Jumlah
1.627.500 ton / tahun
1.301.800 ton / tahun
Sumber : Republika Online
Maluku yang selalu kita banggakan dengan kekayaan alam ( sumber daya    perikanan ) nya dalam setiap kesempatan yang disampaikan oleh para pejabat didaerah ini baik dalam kegiatan yang berskala nasional maupun regional atau hanya dalam acara – acara yang bersifat seremonial yang dilalakukan di daerah ini. Kondisi ini memang menjadi suatu dilematis dimana kita selalu mengatakan mempunyai cukup banyak salah satu faktor produksi  yaitu sumber daya perikanan namun sampai dengan saat ini apa yang kita telah perbuat dengan salah satu faktor produksi  tersebut, mungkin dapat kita hitung berapa banyak kegiatan, pembangunan, perencanaan dan mungkin mimpi tentang kekeayaan alam kita yang satu ini. Namun sampai saat ini belum juga nampak realisasinya yang dapat mengangkat kepala kita dan sedikit berkata sombong “ ini katong pung kebanggaan daerah ”. atau menjadi brand image nya Maluku.
Penduduk negeri-negeri atau juga dusun –dusun yang berada ditepi pantailah yang boleh mengatakan hal diatas dengan kemampuan seadanya baik dari segi keterampilan maupun permodalan, dan  boleh jadi merupakan warisan – warisan dari leluhur mereka ilmu – ilmu tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya laut secara perlahan – lahan dan pasti dapat melakukan berbagai hal dari perencanaan, pemanfaatan, dan pengelolaannya sampai dengan mendapatkan keuntungan demi melanjutkan kehidupan mereka dan dengan cara – cara yang sederhana tanpa mengobral kata – kata  tetapi dengan perbuatan “ katong ada bikin skarang ini ”.
Atau mungkin kita perlu belajar banyak dari masyarakat kita yang mengelola sumber daya laut tadi, atau mungkin dibenak kita selalu mengatakan “dong tu seng tau apa-apa” atau kita kekurangan sumber daya manusia untuk mengelolanya,  tidak juga, sudah berapa banyak professor dibidang ini yang dimiliki oleh lembaga pendidikan negeri satu – satunya didaerah ini dan mempunyai Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang juga selalau dibangga – banggakan. Mungkin mereka sudah berbuat semampu mereka dengan berbagai ilmu yang mereka miliki telah menyumbangkan pemikiran dan konsep kepada pemerintah daerah di Provinsi Maluku ini. Atau konsep – konsep tadi hanya menjadi tumpukan – tumpukan kertas di kantor Gubernur, Dinas Perikanan dan Kelautan dan Bappeda.  Mungkin kita akan selalu mendengar kata – kata “ kita akan berkerjasama dengan universitas ini, itu, anu yang semuanya berasal dari luar Maluku, supaya kelihatan bagus.
Mungkin juga para pejabat di pemerintahan di daerah ini yang memang kurang memiliki jiwa semangat untuk berbuat yang terbaik demi masyarakatnya yang ± 40 % masih dikatakan keluarga miskin. Itu namanya pemimpin yang tidak amanah, mari kita lihat apa yang telah diperbuat oleh pemerintah daerah terhadap potensi yang terpendam yang selalu dibangga – banggakan ini telah sampai pada titik yang yang diharapakan,ternyata belum juga.
Namun sampai dengan saat ini sumber daya kelautan belum sebagai leading sector dalam proses pembangunan diprovinsi maluku, mayoritas masyarakat maluku masih berorientasi pada sector continental dalam kehidupannya sehari – harinya sehingga sektor  perikanan dapat dikatakan sebagai pemanis bibir.
Potensi perikanan dengan laut yang sangat luas dan memiliki kaanekaragaman hayati yang terkandung didalamnya telah diolah oleh pelaku – pelaku usaha dari daerah lain maupun dari luar negeri, keadaan ini sangat miris kita lihat dimana produk – produk perikanan kita tidak pernah diolah sebagai bahan jadi namun hanya  diperdagangkan sebagai bahan baku untuk diolah menjadi barang jadi didaerah lain atau negara lain.
Sumber daya alam perikanan ini merupakan sumber daya alam yang 70% tidak dapat terbaharukan  sehingga dari waktu ke waktu semakin menipis atau berkurang potensinya, walupun terdapat juga sumber daya alam perikanan yang dapat terbaharukan namun prosesnya membutuhkan waktu yang lama, berkurangnya potensi dari sumber daya alam perikanan di provinsi maluku ini juga merupakan permasalahan yang harus dipecahkan oleh baik itu pemerintah provinsi maluku maupun pemerintah pusat.
Kondisi ini memerlukan perhatiaan yang sangat serius oleh steakholder dibidang perikanan, sehingga sumber daya alam perikanan ini dapat memberikan nilai tambah yang cukup signifikan dalam proses pembangunan dimasa yang akan datang.
Dalam proses pengelolaan sumber daya  perikanan ini perlu diperhatikan berbagai factor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam pengelolaanya sehingga masih banyaknya hasil perikanan yang tidak diolah secara maksimal di provinsi ini tetapi di bawah kedaerah lain untuk di olah akibatnya semakin banyak sumber daya alam yang dikuras dari alam Maluku namun tidak dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat Maluku. Atau kita hanya terpaku dalam angka – angka statistik yang menerangkan jumlah hasil olahan sumber daya alam perikanan ini yang diekspor tiap tahunnya meningkat. Dalam pengelolaan sumber daya perikanan ini juga harus memperahatikan kelebihan kapasitas penakapan ikan, ketidakseimbangan antara kepentingan berbagai pihak dalam memanfaatkan sumberdaya, kerusakan habitat, kecenderungan kepunahan jenis ikan tertentu, degradasi sumberdaya perikanan, peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan yang tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat terutama pelaku usaha dibidang perikanan.

Belum lagi kondisi rill di Negara - Negara yang sedang giatnya membangun terjadi dimana untuk mengejar pertumbuhan maka dikuraslah sumber daya alam yang dimilki tanpa memperhatikan kondisi yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan salah satu faktor produksi sumber daya alam perikanan tersebut. Provinsi Maluku sebagai salah satu provinsi yang memiliki sumber daya alam perikanan yang banyak ini juga mengalami imbas dari prilaku mencari keuntungan yang sangat besar dari proses pemanfaatan dan pengelolaan perikanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peduli Lingkungan Demi Kehidupan Yang Sehat

Tepuk tangan meriah terdengar seiring suara mc menyebut nama mederator, sedetik kemudian laki - laki berkemeja putih dan berambut ikal naik...