Rabu, 18 Oktober 2017

INDIKATOR dan KESEJAHTERAAN

Tujuan pembangunan pada suatu negera adalah untuk mensejahterakan masyarakatnya sehingga dialetika dalam suatu pemerintahan selalu dikaitkan dengan kata – kata mensejahterakan rakyatnya. Dari tujuan itulah  diberlakukannya parameter – parameter untuk dapat mengukur kesejahteraan masyarakatnya. Parameter tersebut disusun sedemikan rupa sehingga kita dengan mudah dapat mengartikan kondisi yang di alami oleh masyarakat yang diukur dengan parameter tersebut. Dan dari situlah hadir berbagai lembaga yang mengurus parameter tersebut ataupun sebaliknya, pada dasarnya berbagai parameter tersebut adalah kondisi riil dimasyarakat ataupun sesuatu yang dialami oleh masyarakat itu sendiri,  sehingga kita sering menganggap biasa – biasa saja dan kadang kala kita mengatakan bahwa itu tidak benar, betul ataupun mereka salah menilai atau juga sering kita katakan masyarakat mana yang mereka lihat itu.

Sebagai contoh Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan (https://www.bps.go.id/subjek/view/id/23).

Kenyataannya komponen ukur yang dipakai tersebut sering juga tidak menggambarkan kondisi rill dimasyarakat hal ini sering terjadi dikarenakan seringnya nya yang disurvey bukan responden yang sebenarnya atau juga jawaban yang diberikan sering asal jawab saja, ini juga akibat dari kesadaran kita memaknai survei dan parameter – parameter tersebut untuk kepentingan apa buat kita, namun akibat dari jawaban tersebut berdampak luas atas kebijakan yang diambil oleh pemangku kepentingan.
Belum biaya yang besar yang dikeluarkan untuk mengumpulkan jawaban – jawaban dari masyarakat dan waktu yang dipakai juga menjadi permasalahan, dalam membentangkan komponen alat ukur dimasyarakat dimana sering kali keseluruhan masyarakat yang digunakan untuk menjadi responden.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan prilaku manusia sering kali kita mendapatkan berbagai hal baru dalam pendekatan – pendekatan pembangunan maupun konsep pembangunan tersebut, hal ini terjadi juga pada alat – alat ukur kesejahteraan masyarakat, kadang hal – hal yang dianggap sepele namun dapat menggambarkan kondisi rill ataupun hal yang memang jarang digunakan tapi dapat menjawab apa yang kita inginkan, sebagai contoh beberapa bulan yang lalu di negeri Paman Sam (USA) dengan menggunakan parameter apa yang dimakanan dapat dilihat berbagai kecendrungan diantaranya tingkat pendapatan, kebiasan makanan, tingkat pendidikan dan yang terpenting adalah tingkat pendapatan.

Tabel. Hasil Survei Dengan Parameter Apa Yang Dimakan.
Dari hasil survei tersebut dapat kita simpulkan bahwa orang dengan sekolah yang tinggi dengan pendapatan yang besar sering makan Sushi seiring dengan itu orang dengan sekolah yang rendah dan pendapatan yang kecil jarang sekali atau kadang tidak pernah makan Sushi.

Kalau dilihat dari parameter yang dipakai kadang kita tidak bisa membayangkan dengan cara kita mengkonsumsi sesuatu dapat diketahui pendapatan kita. Atau pun dari cara kita mengkonsumsi tingkat pendidikan juga berpengaruh, sehingga kedepannya pola – pola baru dalam mengukur kesejahteraan masyarakat pula dapat diperhatikan sampai pada alat – alat ukur yang mungkin dianggap sepele.

Peduli Lingkungan Demi Kehidupan Yang Sehat

Tepuk tangan meriah terdengar seiring suara mc menyebut nama mederator, sedetik kemudian laki - laki berkemeja putih dan berambut ikal naik...